Cerita Sex Dewasa – Reni yang daritadi memperhatikanku tidak berjuang untuk menghentikan aktifitasnya. Kulihat separuh tubuhku udah bugil,entah kapan ia membuka celanaku. Merasa udah tegang maksimal, tiba-tiba Reni meloncat ke pangkuanku dan langsung menunjukkan kontolku ke lubang memeknya yang sudah basah.

Di hadapanku, payudaranya berayun ke kiri kanan tak beraturan. Segera ku sergap yang kanan dengan mulutku seraya kugigit-gigit kecil. Cerita Hot Pacar Ngentot Teman

“Yeaaahhh.. Hend!! Terus!! Tetapi tidak boleh sampe nge-bekas ya!!!”, racaunya sambil mengurangi kepalaku.

Dari pinggang, tanganku turun menyusuri tubuhnya ke kedua bongkahan pantatnya. Kuremas-remas dengan keras (lupa kalau tidak boleh sampe nge-bekas) sampe merah. Reni kian mempercepat gerakannya dan tekanannya kian intens. Perlahan jariku turun kearah anusnya. Kumasukkan telunjukku ke mulut Reni lalu sesudah basah ku masukkan ke dalam anusnya secara perlahan.

Mulanya Reni menolak, namun kelamaan ia tak peduli dan kian intens dengan gerakannya. Jariku terus mengorek-orek anusnya. Pantatnya udah basah oleh keringat yang bisa kurasakan asin karena pun mengaliri payudaranya. Tiba-tiba tubuhnya melenting kemudian dengan cepat merangkulku seraya tangnnya menjambak rambutku.

Tubuhnya yang basah dan bugil berkilap-kilap ditimpa cahaya lampu tidur, sedangkan rambutnya yang tidak banyak basah beberapa menempel di keningnya yang pun basah. Memeknya masih berkedutan dimana tertancap kontolku di dalamnya. Matanya separuh terpejam dan giginya menggigit bibir bawahnya dimana jarinya tertancap di kedua bahuku.

Segera kubalikkan tubuhnya sampai-sampai ia terpekik kaget. Kutindih memeknya sambil menenggelamkan kontolku. Lalu kupompa dengan cepat dan ganas. Reni sepertinya berkeinginan protes, namun sejurus kemuian ia mulai dapat mengekor irama. Pada saat tersebut lah kemuian kuganti lagi posisi dengan doggy style. Cerita Hot Pacar Ngentot Teman

Tangan ku yang kiri meremas payudaranya dari belakang. Kulihat punggungnya yang putih dan butiran keringat berlarian di atasnya. Lalu ku tegakkan badanku dan meremas kedua bongkahan pantatnya. Kulirik Reni hanya dapat merintih seraya menggigit bibir bawahnya. Kedua tangannya tidak punya opsi lain di samping menopang badannya.

Kukorek anusnya dengan jari basahku. Reni menengok ke belakang seraya mengucapkan ucapan-ucapan yang ga jelas. Antara marah dan tidak tampaknya. Saya masih mempermainkan jariku di anus dan tiba-tiba kulihat Reni merintih sambil menarikku guna memeluknya dan meremas payudaranya.

”Renn, saya udah inginkan ngecret nihh.. diluar ato di dalem?”

Tanpa membalas tiba-tiba Reni segera bangkit sampai-sampai kontolku terlepas dari memeknya. Saya nyaris ‘ilfil’ karenanya. Pejuh yang siap tercurah seakan surut sesaat. Namun Reni segera menciduk kontolku yang udah ‘full ereksi’ kemudian segera meng-oralnya. Ce ini sarat kejutan rupanya, Pejuh saya yang sempat macet, seakan mengalir kembali.

Reni menghisap powerful kontolku seraya memijit-mijit kedua bijiku. Tak tahan lagi, segera kutekankan kepala Reni ke selangkanganku. Pejuh saya kurasakan menyembur. Seakan tak berhenti-henti menyemprotkan pejuhnya. Pijatan di kedua bijiku menciptakan pejuh saya semakin lancar terbit dan langsung ditelan oleh Reni. END,,,,,,,,,,,,,,,,